Ringkasan Khotbah : 6 Juni 2010 Pdm. Himawan Leenardo
Nats Alkitab : Ayub 14:7-9
“Karena  bagi pohon masih ada harapan: apabila ditebang, ia bertunas kembali,  dan tunasnya tidak berhenti tumbuh. Apabila akarnya menjadi tua di dalam  tanah, dan tunggulnya mati di dalam debu, maka bersemilah ia, setelah  diciumnya air, dan dikeluarkannyalah ranting seperti semai.”
Kitab  Ayub mencatat kehidupan orang yang diberkati, namun harus mengalami  penderitaan yang hebat bahkan harus kehilangan segala yang menjadi  miliknya, hal demikian digambarkan seperti POHON YANG DITEBANG.  Mengapa Tuhan menyuruh kita yang mempunyai akal budi harus belajar dari  semut, pelanduk, belalang, cicak, atau kambing  jantan yang mempunyai  karakteristik masing-masing (Amsal 30:24-33) ? supaya kita melihat dan  mengerti dengan benar akan Prinsip-prinsip Kehidupan (Life Principles)  melalui ciptaan Tuhan.
Demikian halnya dalam kitab  Ayub, kita dapat belajar melalui pohon yang ditebang yang memberikan  gambaran kehidupan manusia yang ditebang artinya manusia tidak mempunyai  harapan lagi, namun Tuhan katakan melalui Kitab Ayub bahwa pohon itu  masih mempunyai harapan: apabila ditebang, ia bertunas kembali dan  tunasnya tidak berhenti tumbuh, apa kuncinya? Ditegaskan dalam ayat 9 :  “maka bersemilah ia, setelah diciumnya air, dan dikeluarkannyalah  ranting seperti semai.” Tuhan berjanji  bahwa manusia diciptakan untuk  diberkati (Yohanes 10:10b).
Oleh karena itu kita harus  mampu mencium dimana ada air kehidupan. Yoh 7:37b-38 - “... Barangsiapa  haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum!  Barangsiapa percaya  kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya  akan mengalir aliran-aliran air hidup."  Artinya Tuhan Yesus adalah air  hidup, barangsiapa yang percaya dan datang kepada-Nya maka apa yang  diperbuatnya pasti berhasil, ironisnya mengapa tidak semua orang Kristen  mengalaminya?
Jangan puas hanya sekedar basah di dekat sumber air, tetapi tertanamlah disana.
Lukas  10:38-42, berbicara tentang dua pribadi yaitu Maria dan Marta yang  mempunyai perbedaan didalam cara pandang, sehingga mereka menyambut  Yesus dengan cara berbeda, Maria duduk dekat kaki Tuhan dan terus  mendengarkan perkataan-Nya, sedang Marta sibuk sekali melayani. Marta  mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa  saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu  aku." Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan  menyusahkan diri dengan banyak perkara. Hal demikian sering terjadi  didalam kehidupan banyak orang.  
Apa yang membuat Tuhan membenarkan sikap Maria ?
Maria  duduk di kaki Yesus (sumber air Kehidupan), Mazmur 1:3 - Ia seperti  pohon, yang ditanam di tepi aliran air;  selayaknya dilakukan kita  sebagai orang percaya yaitu “TERTANAM”, baik didalam keluarga, pelayanan, sekolah atau dunia kerja. Maria mencium sumber air itu.
Tertanam berarti tidak bebas! Memberi diri kita untuk di proses, mau diatur, tidak bisa semau gue dan tidak menjadi pribadi yang independent.
Tiga  setengah tahun murid-murid Yesus berjalan bersamaNya dan melihat  perbuatan ajaib yang dilakukan Yesus, namun mereka tidak mengerti ketika  Tuhan Yesus berkata : “….  Kamu tahu, bahwa dua hari lagi akan dirayakan Paskah, maka  Anak Manusia akan diserahkan untuk disalibkan” (Matius 26:2), sehingga ketika Yesus ditangkap, mereka lari ketakutan. 
Seperti  murid-murid pada waktu itu, kita merasa cukup puas basah saja, meskipun  kita hidup dekat sumber air kehidupan namun kita tidak tertanam dalam  air kehidupan sehingga kehidupan kita tidak bertumbuh dan berbuah. 
Dengar,  peka dan mau terlibat/melakukan apa yang menjadi pesan Tuhan hari-hari  ini. Niscaya kita akan tertanam, berakar, bertumbuh dan berbuah. 
Tuhan Yesus memberkati.


No comments:
Post a Comment