“ Pimpinan yang baik adalah membuat orang merasa bahwa mereka berada di jantung segala sesuatu, bukan di pinggir “- Warren Bennis.
Paulus adalah seorang pemimpin sejak dia belum bertobat dan dikenal sebagai seorang pemimpin yang sangat militan, baik sebelum maupun sesudah dia bertobat. Kalau kita jujur setelah Paulus belum ada lagi pemimpin yang semilitan dia abad ini, ini kita bisa lihat dari keterlibatannya dalam pelayanan demi nama Tuhan Yesus. Di dalam hal keuangan dia menjadi contoh, di dalam kerendahan hati dia adalah teladan yang baik, di dalam ketegasan tidak diragukan, di dalam hidup kudus dialah orangnya. Ketelitian dan kesensitifan akan suara Tuhan dia juaranya. Hal ini terbukti dari yang terbanyak menulis di Perjanjian Baru artinya kata-katanya dari Tuhan dan berkuasa di dalam penderitaan dia tidak lagi diragukan. Pendek kata, Paulus adalah pribadi yang patut dan layak kita teladani, yang sebenarnya saya ingin mengatakan bahwa dia benar-benar menuju sempurna seperti Tuhan Yesus.
Beberapa kali Paulus bertemu dengan Tuhan diawali ketika dia pergi ke Damsyik dengan tujuan “mulia” bagi dia saat itu, dan Tuhan patahkan semua kehendaknya itu. Dan Tuhan lakukan pemulihan yang luar biasa bagi Paulus sehingga kesensitifannya kepada Tuhan semakin dipertajam sampai satu saat dia diijinkan Tuhan melihat Surga “ Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri” (2 Korintus 12:7). Bukankah semua orang percaya kerinduan yang tertinggi adalah bertemu dengan Tuhan secara langsung, bukankah doa-doa yang kita yakini adakah doa pertemuan dengan Dia, namun mengapa Tuhan ijinkan duri di dalam daging Paulus? Firman menjawab supaya Paulus jangan meninggikan diri alias sombong dengan semua prestasi yang dia miliki. Atas semua catatan sejarah yang dia torehkan sepertinya “ nah sekarang apakah yang layak Paulus sombongkan bukankah hidupnya hanya karena Kasih karunia?” Bahkan pemikiran yang sama bisa terjadi dengan kita walaupun caranya berbeda contoh: ?"engapa ya orang itu masih dipakai oleh Tuhan padahal saya tahu kebusukannya?" Inilah kedahsyatan Kasih Karunia !!
No comments:
Post a Comment