Musa memiliki pengalaman-pengalaman yang sulit untuk di lupakan seumur hidupnya, berhadapan muka dengan Allah, membawa bangsa Israel keluar dari Mesir, membelah Laut Merah. Pengalaman tersebut dialami Musa setelah Ia keluar dari tempatnya yang nyamannya, dan mulai melangkah dengan iman:
Ketika ia berusia 40 tahun, dia meninggalkan tempatnya yang nyaman sebagai orang sebagai orang Ibrani yang mendapatkan segala fasilitas Mesir. Hanya karena untuk membela sesamanya dan membunuh orang Mesir. Sehingga membuat ia di kejar oleh Firaun yang ingin membunuhnya, dia terpaksa kabur meninggalkan semua yang pernah dikenalnya. Selama 40 tahun berikutnya Dia bertekad untuk tidak pernah lagi kembali ke Mesir. Musa merasa sudah mendapat pelajaran: Mesir bukanlah tempatnya.
MUSA MENGATASI KENYAMANAN MASA SEKARANG.
Sungguh menyedihkan bila seseorang menjadi terlalu puas dengan kehidupannya yang sekarang, pemikiran-pemikirannya yang sekarang, dan perbuatan-perbuatannya yang sekarang. Setelah meninggalkan Mesir, Musa habiskan 40 tahun di padang gurun Midian, menggembalakan domba. Dia menjadi terbiasa dengan gaya hidup di sana. Padang gurun menjadi satu lagi tempat yang nyaman bagi Musa.
MUSA MENGATASI KETAKUTAN MASA DEPANNYA.
Ketika Allah memanggil Musa lewat semak yang menyala-nyala, Musa merasa sama sekali tidak memenuhi syarat untuk memimpin. “Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun?” “Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara” (Kel 4:10). Walaupun takut untuk diutus ke Mesir, tetapi Musa tetap melakukannya juga karena: dia bersandar kepada Allah, Dia yang mengetahui masa depan kita secara rinci. Akhirnya Musa meninggalkan tempat nyamannya & kembali ke Mesir.
Akibatnya bangsa Israel dibebaskan dari tangan Firaun.
YANG PERLU KITA RENUNGKAN:
Kita tidak akan secara alami meninggalkan tempat nyaman kita. Tapi kalau saja kita tidak pernah meninggalkannya, kita tidak akan mengalami hal-hal besar yang menanti kita di depan sana.
Pertumbuhan dimulai ketika kita meninggalkan tempat nyaman. Kita jadi lebih rendah hati dan lebih bergantung pada-NYA.
Tempat yang paling nyaman itulah yang merampas saat-saat serta kenangan-kenangan terbesar kita.
Allah menghendaki lebih dari kita. Dia mau kita meninggalkan padang gurun serta memasuki tanah perjanjian, negeri ‘lebih dari cukup’.
Mulailah tinggalkan tempat nyaman kita yang membuat kita menjadi tidak bisa melihat panggilan dalam hidup kita, Tuhan memanggil kita bukan untuk menikmati kenyaman tetapi melangkah dengan iman, mulai perubahan-perubahan dalam hidup kita dengan maju terus serta melangkah dengan iman dari hari ke hari.
Tuhan memberkati (SKK)
No comments:
Post a Comment